Laman

karyaku

karyaku
kenangan untuk Nur, Akbar, Ikbal, Anisa, Yoga, Andi dan Sofia

karya sebelumnya

karya sebelumnya

Selasa, 06 Juli 2010

Tema Buku Korporatisasi SMK: Sangat Dibutuhkan Tapi Tak ada di Pasaran

PELUANG USAHA-KERJASAMA PENULISAN BUKU

Depdiknas punya program strategis yang bertema: Industrialisasi Berbasis SMK. Proses itu membutuhkan pengawalan budaya sebagai proses recorporate culture sebagaimana hal itu dilakukan oleh Jepang, China, Korea dan India. Tetapi buku rujukan semacam itu masih kosong di pasaran. Judul di bawa ini sangat prospektif, ceruk pasarnya pun masih kosong. Jika ada penerbit yang berminat mensponsori penulisan buku ini, silakan kontak kami.

10 JUDUL BUKU DI BAWAH INI, DI-ILHAMI DAN DIBREAKDOWN DARI BUKU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGEMBANGAN SMK 2007 (2005-2009) DIRJEN DIKDASMEN.
DISAIN GAYA SAJI “HOW TO” DALAM BUKU-BUKU INI DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBERIKAN PANDUAN DAN PERSPEKTIF PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT 5 TAHUN KE DEPAN.

1. STRATEGI MEMILIH KEUNGGULAN LOKAL SMK
Bab 1 Mengapa Harus dengan Keunggulan Lokal
i. Hakekat Keunggulan Lokal
ii. Bila Potensinya Full Otonom,
iii. Sinergi dan Komplementary dg daerah lain
iv. Pemahaman Potensi Jangka Pendek Menengah Panjang
Bab 2 Menemukan keunggulan Lokal Melalui SWOT dan Benchmark
• Belajar dari Waralaba Lokal
• Mengglobal dengan Merk Lokal
• All Out Branding
Bab 3 Pentingnya Loby dengan Didu dan Pemda
Bab 4 Meminjam Tangan Orang Partai
Bab 5 Bersinergi dengan Idiom Bappeda
Bab 6 Bekerjasama dengan Departemen Teknis
Bab 7 Memproyeksikan Jaminan Pasar Berkelanjutan


2. KORPORATISASI SMK: DALAM PERSPEKTIF HULU HILIR BISNIS
Bab 1 Mengapa Harus dengan Korporatisasi SMK
Bab 2 Korporatisasi Sebagai Proses Recorporate Culture
Bab 3 Input Kelas Menengah Bawah SMK: Sebuah Implikasi Strategis
Bab 4 Teaching Factory dan Politik Industrial Negara Berkembang
Bab 5 Merenda Hulu Hilir Bisnis SMK
Bab 6 Jaringan Strategis dg Alumni SMK


3. DISAIN LEARNING ORGANIZATION SMK
Bab 1 Mengapa Harus Berbasis Learning Organization
Bab 2 Antara Learning Organization dan Knowledge Society
Bab 3 Implikasi Disain Learning Organization
Bab 4 Mengubah Mindset Guru dalam Mendidik dan Mengajar
Bab 5 Membangun Ethos dan Otonomi Belajar Siswa SMK


4. STRATEGI MEMBANGUN JEJARING GLOBAL SMK
Bab 1 Mengapa SMK Harus Membangun Jejaring Global?
• Cara Menggali Mitra Global
• Memilih Mitra Global yang Pro Negara Berkembang
• Cara Cerdas Membangun Afiliasi dengan LSM Global
• Kata Kunci dalam Meraih Dukungan Lembaga Donor
• Akuntabilitas Sebagai Syarat Mendapatkan Dukungan Internasional
Bab 2 Memahami Fatamorgana Globalisasi Teknologi dan Bisnis
Bab 3 Pentingnya SMK “SBI” Berbasis Keunggulan Lokal



5. MEMBANGUN PRIMER MARKET SMK
Bab 1 Primer Market untuk Mematahkan Rintangan Budaya
Bab 2 Primer Market untuk Menemukan Loncatan Teknologi
Bab 3 Primer Market untuk Mengefisienkan Proses-proses Industrialisasi Berbasis SMK
Bab 4 Primer Market untuk Memudahkan Politik Pencitraan SMK
Bab 5 Primer Market Jalan Tengah



6. MENUJU KORPORATISASI SMK: AGENDA STRATEGIS UNTUK LONCATAN INDUSTRIAL

7. KENDALA PROSES KORPORATISASI SMK

8. MEMBANGUN TEKNOPRENEUR DI SMK

9. TEFA DI TENGAH POLITIK INDUSTRIALISASI: MEWASPADAI “SMK DEADLOCK” (Deadlock ini pernah menimpa IPTN pasca kejatuhan Soeharto, sebagai akibat bergesernya politik industrialisasi. Buku ini ingin mengambil pelajaran dan kewaspadaan, mengenai perlunya “payung politik industrialisasi” tersebut dibahas lebih tegas, sehingga apabila kelak terjadi perubahan politik, dunia SMK dapat mengambil langkah-langkah penyesuaian, bahkan kalau mungkin dipikirkan persiapannya sejak awal “Industrialisasi Berbasi SMK” ini didisain. Meminjam bahasa kendali mutu, “kerjakanlah semuanya dengan baik dan benar sejak awal dan seterusnya, mencegah cacat produk sejak dari awal perencanaan. Karena dana dan daya yang sudah diinvestasikan akan menjadi mubadzir jika SMK tidak memikirkan strategi putar haluan tersebut secara cerdas dan elegant sejak kini.

10. TEROBOSAN DAN PENGENDALIAN UNTUK TEACHING FACTORY
Diposkan oleh herinpriyono di 06:55 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Link ke posting ini
Calon Buku Best Seller Mencari Penerbit
Sebentar lagi puasa tiba. Bagi penerbit yang masih membutuhkan calon tema-tema best seller, kami masih ada stok naskah. Bagi yang berminat dapat menghubungi redaksi bursa naskah buku di (0274) 9221404

Menulis dengan Syaraf Penulisan

benar-benar adakah "syaraf penulisan" itu? Tanya saja pada wartawan, "Saat Anda sedang wawancara, elemen apa sajakah yang membuat Anda tegang?" Kalau wartawan muda akan mengatakan, "Saya tegang, saat harus memenej isi jawaban nara sumber, padahal disiplin ilmu yang saya wawancarai jauh sama sekali tak saya sukai!" Untuk mendengar dan memahaminya saja susah, apalagi menyimpannya dalam memori saya yang belum terlatih. Saat si wartawan ini ingat teori wawancara maka dia akan lebih tegang. Bagaimana tidak? Seniornya mengajarkan, wawancara akan sukses kalau kamu bisa melakukan (baca: memenej) beberapa hal di bawah ini secara simultan:

1. Menjaga kontak mata dengan nara sumber saat dia bicara.
2. Beri pujian (apresiasi) saat ia mengeluarkan statemen yang "menggigit" yang akan
membuat berita Anda jadi headline
3. Jangan keburu memutus omongannya saat dia sedang berapi-api beropini
4. Catat pertanyaan yang menganggu kepalamu dan tanyakan pada saat yang tepat
5. Kamu akan merusak atmosfir semangat nara sumbermu kalau kamu sibuk mencatat dan
melupakan kontak mata. Jangan pernah lepaskan kontak mata, senyum tulus
mengangguki kehebatan pikirannya,lhah, terus kapan mencatatnya --keburu lupa nih,
apalagi ini bukan bidang disiplin ilmuku-- kok rumit amat sih?
Wawancara memang melibatkan totalitas diri kita sebagai wartawan: skill memenej bahan yang mengalir, skill mengelola mata nara sumber, jam terbang wawancara, keterlatihan mental kita untuk tetap smoth di tengah tekanan mental. Itu semua berlangsungnya di dalam jiwa kita. Siapa pengelolanya?
Syaraf mental kita. Syaraf mental kita itulah penanggung bebannya. Tidak ada hal lain yang bisa melatih syaraf mental kita kecuali latihan dan latihan alias "jam terbang" berwawancara.
Begitu juga "syaraf penulisan" kita, semua itu merupakan proses mental. Syaraf penulisan yang tak terlatih --betapa pun kompetennya Anda di bidang disiplin ilmu Anda-- bisa porak poranda bila tak dilatih. Kejadiannya akan seperti kekacauan di perempatan jalan saat lampu "bangjo" pengatur lalu lintas mati dan di situ tak ada polisi bertugas.
Ada banyak cara menguatkan dan melatih "syaraf penulisan" kita, insya Allah kali lain kita bahas di forum ini

Senin, 05 Juli 2010

Potensi Best Seller: Siapa Mau Membiayai Buku Ini?

Bedah Buku Tema Islam
Untuk Bulan Puasa (2)




ABADI WITH LOVE
Memperbaiki Spiritualitas
Cinta dengan Tahajud Ramadhan
RESUME: Dari sudut fisika quantum, bulan ramadhan memiliki spesial energi yang luar biasa. Buku ini membedah manfaat tahajud ramadhan sbg radiasi pematang cinta kasih dengan teknik2 psiko prana-nya. Bacaan puasa yang menarik bagi keluarga dan para pecinta

CARA CERDAS RAIH
LAILATUL QODHAR,
30 Hari Sebelum Puasa
RESUME:Khusyuk Puasa, bukanlah sesuatu yang dapat diraih hanya dengan persiapan instan. Itu sebanya Allah mengancamkan hasil yang tak lebih dari lapar dahaga. Buku ini menjelaskan mengapa puasa perlu persiapan 1 bulan sebelum puasa lengkap dengan cara-caranya



TETAP PRODUKTIF
DI BULAN PUASA
Pastikan dengan 11 Jadwal
Pencapaian Baru
RESUME:Banyak orang mengeluh puasa menyebabkan produktifitasnya menurun, muda tua sama keluhannya. Otak, jiwa dan Fisik memang riil melemah, tetapi terdapat paradoks di balik pelemahan tersebut yang sebenarnya membawa jiwa kepada transformasi malakutnya. 11 Jadwal Pencapaian Baru dalam buku ini menemani Anda tetap meraih produktifitas di bulan puasa


17 DURI PERUSAK
KEKHYSYUKAN PUASA
RESUME: Agar puasa kita khusyuk, kita perlu paham sisi mana saja dari kejiwaan kita yang mengalami “kesakitan” karena puasa, apa sebabnya dan untuk apa. Tanpa paham ini, tidak tua, tidak remaja dan anak akan mengalami “komplikasi” suasana hati. Paham 17 Duri Perusaknya akan meringankan ibadah puasa Anda


7 Langkah Ramadhan
Matangkan Relegiusitas Anak
RESUME: Energi Ramdhan, mempunyai karakter RADIASI ENERGI yang unik untuk mematangkan relegiusitas anak. 7 langkah dalam buku ini bisa jadi pedoman Anda memandu Anda dan keluarga


Tembus Langit dengan
Law Attractions Ramadhan
RESUME:

7 HOTSPOT RAMADHAN
Untuk Kelanggengan Sukses Anda

Drug Relegion:
Menuju Ketenangan Iman
Yang Produktif

1. Hakekat Jiwa yang Tenang
2. Ketenangan dalam Belitan Ego
3. Ketenangan di Tengah Turbulensi Hidup
4. Menempuh Turbulensi & Ekspansi Perjuangan Budaya



JAWABAN ISLAM
MENGATASI BUDAYA SELINGKUH


JANGAN PERNAH MENOLAK
Cara Barokah Mengarahkan Syahwat Suami
RESUME:“Dilarang keras menolak ajakan seks suami, siapa melanggar akan dilaknat malaikat hingga terbit fajar,” hadist yang bias Arab ini paling sering dieksploitir dunia laki-laki, seperti halnya kebolehan poligami yang sering dipakai secara sepotong.
Secara psikososiologis-Modernitas yang diwarnai oleh budaya kaum perempuan kota yang suka memamerkan tubuhnya, hadist ini 100% menjadi tips cerdas mengatasi resiko bencana perselingkuhan para suami sejak dari dalam rumah. Tetapi hati-hati, hadist ini 100% bisa merubah jadi eksploitatif jika Anda salah cara menterjemahkannya.
Bagaimana rinciannya, tafsir kontekstual ini memberikan jawaban yang menantang kedewasaan Anda

QSM
Q-SEX MATURITY
Jalan Spiritual Mengelola Kematangan Seksualitas Anda
RESUME:Question-Seks Maturity/QSM secara harfiah bicara tentang “Kematangan Kecerdasan Seksual” manusia. Pria maun pun wanita. Al Qur’an, meski tidak secara langsung membahasnya, namun ia kaya dengan etika QSM ini.
Etika QSM seks ini, selain menimbulkan “rasa tersanjung” kepada pasangan, juga berdampak meningkatkan kepuasan seks pasangan Anda. Kepuasan seks, dapat mencapai puncak kesempurnaannya jika ia berhasil MERUKHANI, bukan dengan aprodisia (obat seks) atau stimulan palsu lainnya.
Apa saja indicator KEMATANGAN DAN KECERDASAN SEKSUAL dan bagaimana cara mematangkannya, buku langka dengan gaya tafsir bebas ini menantang Anda sebagai jawaban bagi yang ingin MENYEMPURNAKAN DAN MENGABADIKAN GAIRAH KEHIDUPAN SEKS PERKAWINANNYA TANPA TERANCAM RASA WAS-WAS MENGHASILKAN ANAK YANG BERSYAHWAT SETAN

Jumat, 16 April 2010

Menulis Cepat dan Bungkus Rokok

Ah, apa hubungannya? Begitu potong orang tiap kali saya menggoda, bahwa pada sepotong bekas bungkus rokok ada kunci dan solusi buat yang ingin terlatih menulis super cepat.

Serius, cobalah.

Ini masih ada kaitannya dengan keberadaan "syaraf penulisan" yang selalu kita bicarakan di blog ini.

Detilnya begini. Syaraf penulisan itu, ibarat pohon beringin yang kokoh, akarnya banyak rimbun sekali. Ada yang tertanam ada yang sampai muncul di luar, bergelantungan sehingga Tarzan pun suka bergelantungan dengannya.

Saat kita sedang menulis, seringkali kecepatan tangan menekan tuts kalah cepat dengan melesatnya pikiran. Ide-ide berlalu lalang. Sama seperti kalau kita pas di tengah belantara kota Jakarta. Ratusan mobil berlalu lalang di depan mata, seberapa mampu mata mampu memantau dan mengingat mobil yang melaju cepat. laju ide juga seperti itu. Nakh, lagi enak-enaknya mengetik menuliskan apa kata pikiran, tiba-tiba nyelonong ide yang bagus sekali. Adakalanya ide tadi masih berkait dengan tema yang lagi ditulis, adakalanya "ide baru" masih berkait, tetapi dalam konteks lain yang lebih menggoda kita.

Kalau pas begitu, kertas bungkus rokok yang sudah kita robek tadi, tiba-tiba bisa menjadi berguna sekali. Buat apa? buat "mengabadikan" ide bagus yang nyelonong tadi dalam satu "kata kunci" pengingat, misalnya "tuhan mati" kata kunci ini untuk mengunci mati sebuah calon artikel yang akan membahas soal matinya tuhan dengan "t" kecil dalam dada seseorang, lalu seseorang tadi ketakutan apakah dirinya telah menjadi kafir? Tapi pada saat yang bersamaan, ia menangis haru, dan memuji tuhan ketika melihat sekuntum mawar biru bergoyang-goyang di tangkainya ditiup angin, jadinya mestinya, bukannya dia telah menjadi kafir, yang mati di hatinya hanya tuhan dengan "t" kecil, tuhan konsep fikih dan syariah, sedang tuhan substansinya, tuhan dengan "T" besar di hatinya justru tumbuh subur. Inilah "inti" calon ceritanya.

Bagaimana caranya?

Eja dalam hati, inti dari ide yang datang tanpa diundang tadi, lalu ucapkanlah dengan mulut bersuara, jangan dibatin dan sambil memandang kertas bungkus rokok tadi.

Baru sepuluh tahun setelah tersimpan lama kelak, cerita tentang tuhan telah mati ini, muncul lagi dengan jelas, hanya pas sedang duduk-duduk di tepi pantai, si penulis tadi menemukan sepotong bungkus rokok, persis seperti ketika dia menuliskan ide-idenya di bekas bungkus rokok merk yang sama.

Anda sulit sekali menghapal sebuah rumus matematik. Pasanglah rumus tadi, di tembok, dimana di situ ada foto orang yang paling Anda kasihi maka rumus itu pun akan nyantol lama di otak Anda, tanpa harus susah-susah. Kata orang itu namanya teknik bi-sosiasi, asosiasi ganda.

Dengan cara itu nama dan "peristiwa" jadi mudah tersimpan, meski pun Anda lama melupakannya, sampai bekas sebungkus rokok yang sama mengingatkan Anda. Dengan tersimpan secara visual, otak jadi lebih mampu menyimpan lama.

Begitu juga halnya dalam memenej bahan dan ide yang lalu lalang menginterupsi. Tangkap dan simpanlah ia dengan visualisasi, kaitkan "inti ide" nakal yang lewat tadi dengan benda-benda yang ada di dekat Anda. Ucapkan apa yang ingin Anda ingat, lalu kaitkan dengan benda-benda tertentu yang dekat dengan Anda, dan berada disekitar Anda pada saat itu.

Syaraf penulisan Anda akan cepat mengingatnya pada saat Anda membutuhkannya untuk memperdalam tulisan, atau mungkin akan Anda tulis dalam sebuah judul tersendiri. Dengan cara begitu, Anda mengingatnya secara kinestik-motori (karena Anda menuliskan inti idenya di bungkus rokok), sekaligus mengingat secara visual (karena bungkus rokok itu kan sudah tersimpan lama di otak Anda) bungkus rokok tadi jadi lem dan cantholannya sekaligus.

Cobalah.

Selasa, 13 April 2010

Menulis Cepat, Dewasakan "Syaraf Penulisan" Anda dengan Berguru pada Pergerakan

Ini tak lazim disebut orang tapi cobalah. Menulis tak hanya butuh teori dan latihan bebas, tapi juga dorongan lingkungan. Seperti nadi hidup kita yang butuh oksigen, saat duduk di pesawahan, rasakanlah betapa gembiranya kulit kita. Bulu kuduk kadang merespon dengan merinding karena sepoinya angin pagi di pesawahan. Hati bergetar melihat pesawahan terbentang menghijau bak karpet alam.

Pucuk-pucuk daun padi bergerak, pendaran bau bulir beras yang masih terlindung aman di balik kulit arinya yang mulai menguning, mereka tertunduk malu.

Dalam sekali rasa hormat mereka kepada Allah sang pencipta.

Mata juga merasa dimanjakan.

Kemana-mana hijau.
Nyiur melambai, cemara meliuk-liuk, dan capung-capung beterbangan diantara kupu-kupu beraneka warna, sungguh sebuah jaring kehidupan yang indah menakjubkan, Allah tak sia-sia menciptakan semua pesona lingkungan itu...

Buat kita para penulis, kebutuhan akan "oksigen lain" itu adalah hidup diantara berbagai pergerakan manusia, apakah itu di ormas NU, Muhammadiyah, Palang Merah Indonesia, Persekutuan Gereja, di partai politik yang pro kehidupan riil, PGRI, HKTI, Hipunan Nelayan, Koperasi dan apa saja semua yang memiliki ciri pergerakan.

Setelah lebih 40 tahun berkecimpung di dunia media, penulis ainul yakin, perjuangan para penulis --terutama yang menumpang media cetak atau televisi-- tidak akan efektif jika tidak hadir menjadi bagian dari pergerakkan.

Tentu, Anda tak perlu menjadi partisan di situ. Tapi datanglah sebagai pemantau kritis, aktif menyimak, menggali dan kemudian berikan dorongan kritis lewat tulisan Anda, dan kemudin, ambilah media yang dimiliki oleh gerakkan tadi.

Tirulah dahsyatnya gerakkan koint untuk Prita. Rp 1 miliar, begitu cepatnya terkumpul, bukankah mulanya hanya dari ide satu orang di face book? Face book adalah sebuah pergerakan yang sangat hidup dan dinamis.

Berbuatlah sesuatu yang positip dan strategis dengan menumpang mobil pergerakan manusia yang sedang hidup. Anda dapat mengambil contoh lain, misalnya, mengambil spesialisasi tematik dunia pergerakan pendidikan PAUD (pendidikan untuk anak usia dini). Paud ini sesuatu yang strategis untuk melakukan pencucian karakter bangsa, memperbaiki karakter bangsa sejak USIA EMAS (Golden Age) otak Balita.

Menulis di tengah pergerakan, mirip dengan menaikan layang-layang dari atas bukit yang ber-angin kuat, beda dengan menaikan layang-layang di dalam kamar. Sampai melotot mata kita, layang-layang tak kunjung naik. Dengan sekali tarikan, menaikan layang-layang di atas bukit, layang-layang itu segera terbang diseret angin. Energi untuk menaikannya diambil oleh kekuatan lingkungan.

Hidup di tengah pergerakan --sekali lagi tanpa harus menjadikan kita partisan-- membuat kerja lebih efektif, hati lebih bergairah, getaran jiwa lebih mudah menghapiri kalbu. Dengan energi alam itulah kita akan dituntun alam melahirkan diksi, intonasi, panggilan dan kepedulian, karena sesungguhnyalah hanya kehidupan saja yang mampu memberi kita kekuatan kehidupan: kekuatan pena, ketajaman kata dan sekaligus kelembutannya. Petik teori seperlunya, dan hidup-hidupkanlah teori yang barusan kita sunting dengan guyuran kehidupan nyata, di kehidupan nyata, di tengah cucuran keringat yang riil, dengan rasa kepedihan yang mampu meluruhkan air mata Anda.

Maka di lingkup teori MIND WRITING, haram hukumnya, Anda tumbuh berdasarkan "energi salon", penulis salon yang mengulas-ulas kemiskinan misalnya, dengan kegenitan dari ruang ber-AC, sambil mengunyah humberger, tidak, tidak. Bukan cara seperti itu seharusnya Anda berguru pada kehidupan.

Turunlah ke tengah pasar manusia, ke tengah gerakan, hirup kuat-kuatnya cucuran keringat rakyat, petani, guru, nelayan, ibu-ibu, buruh dan kelompok manusia tertindas lainnya. Tumbuhkan "syaraf penulisan" Anda dari sana.

Senin, 12 April 2010

sulit memulai tulisan

pertanyaan ini sering ditanyakan, tidak hanya oleh para penulis pemula, aneh bin ajaib tetapi juga oleh para dosen yang mestinya produktif menulis. Mengapa bisa begitu? Salah satu penyebabnya karena yang bersangkutan merasa belum menemukan topik yang hebat.

Tidak salah memang.

Dari sudut pandang teori MIND WRITING, topik yang hebat (setidaknya menurut penulisnya) memang lebih memiliki daya goda buat si penulis untuk segera bersilancar di dunia kreatif. Daya goda memang mirip keberadaan "rasa lapar" dia mendorong seseorang untuk segera makan.

Menulis memang butuh daya dorong.

Tetapi daya dorong jangan difokuskan kepada prinsip, "Hanya kalau menarik bagiku!" saja. Penulis harus berpandangan bahwa dia adalah sosok "mercu suar" yang bertugas memberikan arah di tengah kegelapan laut. Dia harus menyorotkan cahayanya, baik dia sedang dalam keadaan "tertarik" maupun tidak tertarik untuk bekerja.

Anda seorang siswa kelas 3 SMP. Menulis hanya di level kelas 3 SMP atau syukur kalau bisa di level kelas 3 SMU memang nampak hebat. Tetapi jangan lupa bahwa menulis untuk kelas 1 sampai kelas 6 SD juga bagus dan perlu.

Lagi pula ada banyak manfaat pembelajaran jika Anda mau menulis untuk khalayak pembaca yang Anda pandang berada jauh di bawah level Anda. mari kita lihat perbedaannya berikut ini

1. Jika seseorang hanya ingin menulis yang hebat-hebat saja, maka seringkali diikuti oleh PRETENSI yang hebat-hebat pula, ingin terpandang hebat, top, ingin terlihat penulis tak ecek-ecek, ingin terlihat penulis berkelas, ingin dipandang pembebas, petempur sejati dan sebagainya, dan semua PRETENSI ini, tragisnya segera tumbuh menjadi BEBAN tapi orang tak menyadari. Kejadiannya mirip seperti artis yang takut tua dan kehilangan popularitas. Dia mengira setiap menit penggemarnya selalu memikirkannya. lalu operasi plastik hidungnyalah, bibirnyalah, dagunyalah. Kayak mendiang Mc Jackson.
2. Sebaliknya, bersedia menulis untuk level bawah Anda, biasanya akan membebaskan Anda dari beban pretensiusitas di atas. Karena menulisnya bebas tanpa beban macam-macam, karakter tulisan Anda justru akan terlihat bebas mengalir, datang dari hati, ditulis dengan hati, dan yang terpenting, kesediaan menulis untuk level mana saja bermanfaat membebaskan Anda dari penyakit EGOISME penulis.

Yang namanya ego, sekali dia diberi kesempatan hidup, maka dia akan terus menguntit Anda kemana pun Anda pergi.

Ego itu, seperti nafsu, dan nafsu itu kata agama seperti lidah anjing: diberi dia menjulur, tidak diberi juga menjulur.

Jadi kapan saja Anda merasa sulit memulai tulisan, simaklah dengan jernih, jangan-jangan Anda terkena syndrom penulis hebat ini.

Tipsnya: Cintailah masalah. Cintailah semua level bangsamu dengan segala permasalahannya, melebihi cintamu pada citra egomu maka Anda akan produktif.

Jumat, 09 April 2010

Sulit Menulis? Bermainlah dengan Syaraf Penulisan Anda

Benarkah ada masalah "sulit menulis" dalam hidup ini? apa yang disebut "sulit" itu sendiri, kalau anda tahu cara menggodanya, ternyata malah sebuah jalan untuk menghasilkan tulisan. Mana mungkin, begitu selalu sergah para siswa penulisan di Pusat Pelatihan Pascasarjana Yogya setiap kali saya yakinkan hal ini, "Buktinya, baru satu paragraf, tulisan saya sudah berhenti!"

Mau coba?

Paragraf pertama yang di bold (cetak tebal) di atas, saya suka menyebutnya "teras tulisan". Teras tulisan (dalam teori berita disebut LEAD, atau kepala berita) adalah sebuah titik pertaruhan. Kalau "teras tulisan" Anda mengusik orang, maka akan dibacalah tulisan itu oleh orang. Tapi kalau Anda gagal membuat kesan yang mengusik maka pembaca akan menanggalkan perhatiannya. kalau di redaksi, tulisan tadi sudah dibuang ke tempat sampah, atau di masukan laci naskah return alis naskah yang akan dikembalikan ke penulisnya.

Marilah kita main-main sejenak.
Cobalah sekarang, tolong temukanlah "ide pokok" pada paragraf tersebut di atas. Siswa saya suka menjadikan beberapa pilihan di bawah ini sebagai ide pokok:
1. Sulit menulis
2. Sulit itu sendiri ternyata malah sebuah jalan.
3. Tulisan berhenti macet di paragraf pertama

Jadi ternyata ada tiga makhluk yang bernama ide pokok yang "mati suri" di situ karena sebagai dalang, Anda gagal memberinya peran untuk berkembang.

Sekarang, godalah salah satunya. Misalnya point 2, dengan pertanyaan 5W/1H: Apa, siapa, mengapa, dimana, kapan, bagaimana?

Saya nyata-nyata berhenti pada pargraf pertama, BAGAIMANA bapak meragukan adanya realitas "sulit menulis" dalam kehidupan ini? Mohon tunjukan, APA buktinya?

Kalau dibilang macet, berarti tidak bisa jalan lagi. Sekarang, tanyakan DIMANA macetnya? Di sini. Di sini saya sudah tidak bisa melanjutkan lagi apa yang ingin saya katakan. Taopi sebentar, APA sebenarnya yang ingin sekali Anda katakan?

Banyak. Oke, kalau banyak MENGAPA tidak Anda tumpahkan saja sekarang? Saya ragu dengan bahan saya. MENGAPA ragu? Karena saya tidak tahu persis apakah ini akan menarik pembaca. Bagaimana kamu bisa tahu akan menarik atau tidak, kalau lahir saja belum sudah Kau adili nasibnya? Jadi Saya harus BAGAIMANA? Ya, teruskan saja menulis secara curah acak. Biarkan apapun saja yang meluncur dari mesin ketikmu, biarkan jari-jarinya berkejaran dengan apa yang berkecamuk di otak Anda, susul menyusul, kadang salah ketik, kadang tak nyambung. Biarkan saja. yang penting semuanya keluar dulu. Kau yakin? Kenapa tak yakin, tokh ini semua hanya permainan uji coba bagaimana pertolongan 5W/1H dapat memecahkan kemacetan tulisanku? Bagaimana jika jadinya jelek? Tak masalah. Jelek atau baik hanya soal waktu. Bayi-bayi itu, sewaktu belajar berjalan tak pernah mau pusing apakah besok jalannya akan baik atau buruk, tegak atau meliuk-liuk kayak pohon cemara? Jalan. Jatuh. Bangkit. Jatuh. Bangkit lagi. Jatuh. Ya, ayo bangkit. Jatuh. bangkit. Sampai suatu waktu nanti, semua dunia dibikin terkejut, "E...cucuku sudah bisa berjalan!"
MENGAPA aku tak meniru bagaimana bayi belajar. Mau BAGAIMANA hasilnya, KAPAN mau jatuh, DIMANA mau jatuh. Bayi-bayi tak pernah risau dengan itu semua.

Hei, mana yang macet tadi, kok jadi sepanjang ini? Hah, 5W/1H ini jadi main-main yang mengasyikan juga? Ayo, sekarang Anda, pembaca, teruskan main-main dengan 5W/1H ini. di setiap paragraf yang Anda berhasil Anda "buntingi" akan selalu terkandung hal-hal setengah matang yang bisa Anda "5w/1H"-in.

Pastikan jari jemari Anda mulai kram, kaku, baru boleh berhenti, buktikan.

Heh, terus siapa yang membikin kemacetan ini jadi meledak berantakan tak bisa dihentikan, begini? Itulah kerja "syaraf penulisan" Anda. Syaraf mental, kekuatan yang membuat bayi-bayi terus bertumbuh karena dorongan rasa ingin tahunya. Ya, 5W/1H itulah salah satu syaraf mental. Besok kita bicarakan jenis syaraf mental lainnya, yaitu "menulis 1 menit di alam malakut," sekarang mulailah terus main-main ini, atau lakukan itu di bagianb macet