Laman

karyaku

karyaku
kenangan untuk Nur, Akbar, Ikbal, Anisa, Yoga, Andi dan Sofia

karya sebelumnya

karya sebelumnya

Kamis, 08 April 2010

Bisa, Kok Menulis Secepat Bicara

"kalau Anda bisa bertutur dengan lancar maka anda pun bisa menulis dengan lancar," begitu tiap kali saya meyakinkan kawan yang hendak belajar menulis. Realitasnya, nasihat itu tidak selalu benar. Banyak orang pandai bicara, tapi gagap menulis dan sebaliknya, kalau menulis lancar, tapi bicara di depan publik gagap mengapa?
Karena pikiran (Mind) Anda memenjarakan Anda begitu.
kata Psikolog, bagaimana Anda berpikir tentang Anda, itulah anda. Sekali Anda mengatakan, "Aku adalah si hitam," maka hitamlah Anda. Masih gak percaya? Dengar bagaimana Allah bersumpah dalam hadist Qudsi, "Sesungguhnyalah, Aku mengikuti prasangka hambaKu, "kalian bilang Aku pengasih, kasihKu akan menghampirimu. Kalian bilang Aku penghukum, hukumanKu akan memenjarakanmu.
Itu sebabnya Allah selalu menginginkan, berprasangka baiklah kepadaKu, kepada kehidupanmu
Orang modern sekarang begitu terkagum-kagum dengan buku Law of attraction: Hukum Ketertarikan Alam, padahal sudah sejak ribuan tahun lalu para nabi membawa titipan pesan Allah ini.
Begitu pun menulis. Buku Mind Writing yang saya tulis, saya beri tagline sok-sok an begini: Menulis 1 Menit di alam malakut, terbitan Leutika Yogyakarta (2010). Bisakah menulis 1 Menit, demi allah yang Maha Penyantun, saya katakan sangat bisa, ekstrimnya bahkan menulis 1 detik, menulis secepat apa yang dipikirkan otak, menangkap "getaran rasa" dalam "bahasa kata" secepat haru biru menjalar di seluruh tugbuh kita lewat pesan syaraf.
Syaratnya satu, bebaskan Anda dari penjara kata-kata ini: "Wah, Sulit, tidak mungkin, muskil," yakinlah, kalau berjuta makna bisa begitu cepat bergerak di otak Anda maka bisa secepat itu pula Anda menuliskannya.
Kedua, latihlah syaraf penulisan Anda dengan menguatkan KOMITMEN dan KEPEDULIAN, ini dua "magic keyword" yang harus ditumbuhkan dalam diri anda.
Contohnya begini. Mengapa produktifitas dosen kita kalah jauh di bawah dosen-dosen Vietnam? Dosen banyak ilmu, tetapi kenapa mereka rendah produktifitasnya?
Saya katakan pada ratusan dosen di Yogya, karena Anda tidak punya kepedulian dan komitmen. Anda hanya punya banyak kamus tentang kemiskinan, tetapi urat nadi dan syaraf Anda tidak pernah merasakan arti kemiskinan. Anda tidak malu, tiap minggu membahas kemiskinan sambil berjaket di ruang hotel-hotel yang dingin ber-ac.
Intelektual sejati (baca: cendekiawan), sebutan katanya berasal dari kata Interlegos, yang artinya paham dan perduli dengan mendalam, dan merasa pedih, dan sangat terdorong kuat memperbaikinya action nyata itulah intelek yang interlegos.
Para dosen hanya "paham" banyak, tapi miskin kepedulian, apalagi komitmen untuk menceburinya. Akibatnya syaraf kepenulisannya mati.
Beku.
tak ada dorongan.
Mengajarnya saja "putar kaset" dengan ilmu yang itu-itu saja.
Jika buku Quantum Learning mengajari kita dengan learn how to learn belajar sesuai dengan cara bagaimana otak belajar, maka MIND WRITING adalah bagaimana menulis sesuasi dengan cara BAGAIMANA otak mudah tergerak oleh sesuatu, yaitu Peduli yang berujung tombak Komitmen untuk walk the talk, terjun dengan "kepolosan yang kritis". Otak, itu pencahayaan rukh Tuhan. Bahasa Tuhan menuntut kepedulian, empati, proximity (kedekatan) dengan persoalan, menerjuninya, bukan membicarakannya saja (fasik), itulah mata rantai bahasa allah yang harus dimiliki oleh seorang penulis.
Oke, sobat. Mulai malam ini saya akan berbagi dengan anda tentang hal itu.Silakan, tapi Anda pun perlu membantu mengaduk-aduk memori pengalaman tentang hal ini dengan pertanyaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar