Laman

karyaku

karyaku
kenangan untuk Nur, Akbar, Ikbal, Anisa, Yoga, Andi dan Sofia

karya sebelumnya

karya sebelumnya

Senin, 12 April 2010

sulit memulai tulisan

pertanyaan ini sering ditanyakan, tidak hanya oleh para penulis pemula, aneh bin ajaib tetapi juga oleh para dosen yang mestinya produktif menulis. Mengapa bisa begitu? Salah satu penyebabnya karena yang bersangkutan merasa belum menemukan topik yang hebat.

Tidak salah memang.

Dari sudut pandang teori MIND WRITING, topik yang hebat (setidaknya menurut penulisnya) memang lebih memiliki daya goda buat si penulis untuk segera bersilancar di dunia kreatif. Daya goda memang mirip keberadaan "rasa lapar" dia mendorong seseorang untuk segera makan.

Menulis memang butuh daya dorong.

Tetapi daya dorong jangan difokuskan kepada prinsip, "Hanya kalau menarik bagiku!" saja. Penulis harus berpandangan bahwa dia adalah sosok "mercu suar" yang bertugas memberikan arah di tengah kegelapan laut. Dia harus menyorotkan cahayanya, baik dia sedang dalam keadaan "tertarik" maupun tidak tertarik untuk bekerja.

Anda seorang siswa kelas 3 SMP. Menulis hanya di level kelas 3 SMP atau syukur kalau bisa di level kelas 3 SMU memang nampak hebat. Tetapi jangan lupa bahwa menulis untuk kelas 1 sampai kelas 6 SD juga bagus dan perlu.

Lagi pula ada banyak manfaat pembelajaran jika Anda mau menulis untuk khalayak pembaca yang Anda pandang berada jauh di bawah level Anda. mari kita lihat perbedaannya berikut ini

1. Jika seseorang hanya ingin menulis yang hebat-hebat saja, maka seringkali diikuti oleh PRETENSI yang hebat-hebat pula, ingin terpandang hebat, top, ingin terlihat penulis tak ecek-ecek, ingin terlihat penulis berkelas, ingin dipandang pembebas, petempur sejati dan sebagainya, dan semua PRETENSI ini, tragisnya segera tumbuh menjadi BEBAN tapi orang tak menyadari. Kejadiannya mirip seperti artis yang takut tua dan kehilangan popularitas. Dia mengira setiap menit penggemarnya selalu memikirkannya. lalu operasi plastik hidungnyalah, bibirnyalah, dagunyalah. Kayak mendiang Mc Jackson.
2. Sebaliknya, bersedia menulis untuk level bawah Anda, biasanya akan membebaskan Anda dari beban pretensiusitas di atas. Karena menulisnya bebas tanpa beban macam-macam, karakter tulisan Anda justru akan terlihat bebas mengalir, datang dari hati, ditulis dengan hati, dan yang terpenting, kesediaan menulis untuk level mana saja bermanfaat membebaskan Anda dari penyakit EGOISME penulis.

Yang namanya ego, sekali dia diberi kesempatan hidup, maka dia akan terus menguntit Anda kemana pun Anda pergi.

Ego itu, seperti nafsu, dan nafsu itu kata agama seperti lidah anjing: diberi dia menjulur, tidak diberi juga menjulur.

Jadi kapan saja Anda merasa sulit memulai tulisan, simaklah dengan jernih, jangan-jangan Anda terkena syndrom penulis hebat ini.

Tipsnya: Cintailah masalah. Cintailah semua level bangsamu dengan segala permasalahannya, melebihi cintamu pada citra egomu maka Anda akan produktif.

2 komentar:

  1. Drawan Kabul; Priyono14 April 2010 pukul 00.14

    TULISAN YANG BAGUS DARI PAK HERIN P....MAKASIH

    BalasHapus
  2. makasih mas Drawan, kuberharap 1 minggu lagi ada kiriman naskah sampean yang coba main-main dengan 5W/1H, main2 tapi jadi tulisan panjang

    BalasHapus